Berita
Tangkis Paham Radikalisme, Pemkab Rembang dan Karangtaruna Gelar Sekolah Inklusi Pendidikan Pancasila
- 7 April 2021
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Pemkab Rembang melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) menggelar sekolah inklusi pendidikan Pancasila di Lapangan Desa Ngulahan Kecamatan Sedan. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari itu diikuti oleh perwakilan Karang Taruna dari 14 Kecamatan.
Plt Kepala Dinsos PPKB Agus Salim mengatakan kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama dengan Karangtaruna Kabupaten itu juga menjadi salah satu upaya membentengi generasi muda agar tidak mudah terpapar paham radikal.
“Anak- anak muda di Rembang ini jangan sampai terpapar paham- paham terorisme. Ini karang taruna ka ada di semua desa, mereka bisa menularkan kepada teman – temannya yang ada di desanya masing- masing, harapannya seperti itu,” ujarnya.
Insert Agus Salim
Sekolah inklusi pendidikan Pancasila ini juga menjadi yang pertama di Indonesia. Pasalnya konsep kegiatannya tidak dilakukan secara formal di dalam ruangan, namun ada pra- lapang dan di lapangan.
Di lokasi juga disiapkan tenda- tenda yang menunjang untuk kegiatan outbond.
Harapanya peserta lebih bisa menangkap materi- materi yang disampaikan oleh pemateri dan lebih merasa menyenangkan ketika mengikuti sekolah tersebut.
Sementara itu , Bupati Rembang H.Abdul Hafidz dalam pengarahannya mengapresiasi giat tersebut, menurutnya peningkatan rasa kecintaan terhadap tanah air dan Negara harus diberikan kepada para pemuda dalam hal ini karang taruna.
Abdul Hafidz juga menyebut dari sisi Agama, ditekankan merupakan kewajiban bagi warga untuk membela Negara.
“ Kalau meninggal (dalam membela Negara-red) meninggalnya sahid. Masuk surga tanpa di hisab, “ tuturnya.
Bupati mengingatkan para pendahulu bangsa telah korban jiwa raga dalam meraih kemerdakaan. Untuk itu generasi sekarang mempunyai tanggung jawab merawat dan menjaga keutuhan Bangsa Indonesia.
Bupati yang pernah nyantri di Sarang itu prihatin terkadang masih saja perselisihan karena hal sepele dibesar- besarkan. Namun jika menyangkut negara dianggap sepele.
“Saya berharap kegiatan tersebut bisa menjadi embrio untuk kabupaten Rembang bagaimana mencintai negara di dalam konteks yang bisa memberikan penguatan pada masalah keagamaan, sosial, edukasi, dan kreatifitas di dalam implementasi sangat diperlukan, ” pungkasnya.