Berita
Pendar Lentera Literasi dari Timur
- 20 Februari 2022
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Di pesisir pantai Desa Plawangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang
berdiri rumah kecil yang berdesain menarik.
Rumah mungil itu adalah sebuah perpustakaan yang bernama Lentera Kisik.
Tampak dari luar berdiri pagar bambu didesain sedemikian rupa dengan dua padasan (tempat cuci tangan dari tanah liat) di sisi kanan dan kirinya. Di belakang pagar ada tanaman yang mendukung asupan oksigen bagi yang datang dan membuat sejuk area perpustakaan.
Anak-anak juga terlihat sedang memilih dan membaca buku di dalam perpustakaan. Mereka adalah pemudi pemudi desa setempat yang sering menghabiskan waktu senggang di Lentara Kisik untuk menambah pengetahuan.
Melihat akstivitas anak- anak di Lentera Kisik memberikan gambaran bahwa perpustakaan ini sangat nyaman bagi mereka. Tak hanya di dalam perpustakaan , di sekitarnya juga menjadi area belajar out door yang asyik bagi anak- anak.
Melihat Taman Baca Masyarakat (TBM) yang keren itu, siapa sangka ternyata berawal dari kegiatan gotong- royong warga bersih pantai. Mereka ingin memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar membersihkan pantai dari sampah.
“Pada awalnya kegiatan kami cuma bersih- bersih pantai. Kemudian teman- teman ingin tak hanya sekedar bersih pantai saja, namun ada kegiatan lain , dari situ kami mengumpulkan ide yang akhirnya muncul gagasan mendirikan perpustakaan, dan 5 April 2020 kami mendirikan sebuah gubug berukuran 3×3 meter ini, ” ujar Sonhaji saat menceritakan sejarah berdirinya Lentera Kisik.
Tak hanya rutinitas membaca, Lentera Kisik sejak berdiri menjadi semacam tempat berkreasi, berinovasi dan berdiskusi bagi warga desa. Di perpustakaan yang bisa melihat langsung kapal- kapal nelayan itu anak-anak juga diajari berbagai macam kegiatan seperti bermain teater dan mendongeng.
“Selain itu bersih-bersih pantai tetap kita lakukan setiap hari jum’at. Sedangkan dua minggu sekali, ada sinau bareng (belajar bersama-red) bagi anak yang duduk di Taman Kanak- kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), ” imbuhnya.
Terkait nama Lentera Kisik , Pria berambut gondrong itu mengungkapkan memiliki arti sebuah cahaya atau harapan di tepi pantai. Harapannya dengan nama tersebut nantinya perpustakaan itu akan menjadi penerang atau sumber edukasi bagi anak-anak Desa Plawangan.
Lalu dari mana buku- buku yang ada di Lentera Kisik? Son menuturkan sebagian berasal dari Perpustakaan Desa, sedangkan lainnya dari masyarakat, termasuk berbagai komunitas dari dalam maupun luar Rembang.
Total sudah ada 1.500 an buku di Lentera Kisik, mulai buku agama, sosial, sains, bahasa, seni, hingga buku dongeng. Buku- buku tersebut juga boleh dibawa pulang dan jika sudah selesai dibaca dikembalikan.
Dia berharap keberadaan Lentera Kisik bisa menjadi tempat atau wadah para pemuda Plawangan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.
Di tahun 2022 ini mereka akan memiliki dua program baru. Yakni bank sampah dan sebuah cafe di belakang perpustakaan.
“Dua program itu untuk kemandirian finansial kami, ” tuturnya.
Salah satu pemudi Desa Plawangan, Mamluatul Hikmah mengaku keberadaan Lentera Kisik memberikan banyak manfaat bagi dirinya dan teman- temannya. Terlebih di sana juga memberikan pelatihan soft skill bagi pemuda Plawangan.
“Kita juga diberikan materi soft skill melalui sinau bareng atau belajar bersama. Kita belajar mewarnai, menanam dengan hidroponik dan masih banyak lagi, jadi memberi banyak manfaat bagi kami, ” tandasnya. (Mif/Rud/ Kominfo)