Berita
Gelar Uji Kompetensi Pembatik Hadapi Tantangan Persaingan Ekspor
- 22 Februari 2017
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Sebanyak 30 pembatik mengikuti uji kompetensi membatik di kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (DInperindagkop dan UKM) kabupaten, Rabu (22/2/2017). Kegiatan tersebut untuk mendapatkan sertifikat pembatik dari Lembaga Sertifikasi Profesi Batik (LSP).
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Kecil Mikro Kuswadi mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan daya saing produk batik di kancah persaingan dunia. Dengan produk batik dari pembatik yang bersertifikat tentu batik tulis yang dihasilkan memiliki kualitas yang dipercaya oleh pasar Internasional.
Tahun ini, pihaknya baru mampu memfasilitasi 30 peserta, namun akan menjadi kegiatan rutin ke depannya. Selain itu di tahun ini juga ada peluang fasilitasi uji kompetensi serupa namun difasilitasi oleh pemerintah pusat.
“Saat ini sudah ada 83 pembatik Rembang yang bersertifikasi, hasil dari uji kompetensi tahun 2016 lalu. Tahun 2016 Pemkab mendapat fasilitasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dari 100 pembatik yang ikut, 83 pembatik yang dinyatakan berkompeten oleh LSP Batik,”ujarnya
Sementara itu Manajer Sertifikasi LSP Batik Dr.Ir Rodya Syamwil menilai, banyak pengrajin batik yang belum terlalu paham pentingnya sertifikasi. Menurutnya, pentingnya sebuah sertifikasi adalah menstandarkan produksi perbatikan yang ada di seluruh Indonesia.
Ia menambahkan, sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat menguntungkan dua belah pihak. Baik para pengusaha batik, ataupun para pekerja pengrajin batik.
“Saya jelaskan kepada para pengrajin, sesungguhnya banyak para pengrajin yang memahami pentingnya sertifikasi. Jadi saya menyampaikan ke manapun kita berada, didalam maupun diluar negeri mereka akan menanyakan sertifikat kompetensi sebagai bukti” tuturnya.
Dalam uji kompetensi ada tiga unsure yang dinilai.yaitu tentang pengetahuan batik secara keseluruhan baik tes tertulis dan wawancara, penilaian mulai dari mencanting sampai memopok atau menutup. Selanjutnya tim LSP Batik menilai bagaimana sikap saat bekerja, mulai kebersihan lingkungan dan bagaimana kepedulian terhadap bahaya dalam bekerja dan bagaimana sikap mereka ketika melakukan kesalahan.
Pemilik Batik Najma, Nurrohman mengakui saat ini sertifikasi pembatik sangat penting. Jika batik dikerjakan oleh pembatik yang bersertifikasi maka produk tersebut lebih diakui di pasar, terlebih jika ingin pasar luar negeri. Saat ini sudah ada lima pembatiknya yang sudah memiliki sertifikasi.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.