Berita
Alasan Festival Thong-Thong Lek 2025 Kembali ke Tradisi Keliling
- 4 Maret 2025
- Posted by: rendy
- Category: Berita Pemerintah

Festival Thong-Thong Lek 2025 akan kembali digelar dengan konsep berkeliling seperti tradisi lama, setelah beberapa tahun terakhir diselenggarakan di atas panggung. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang memutuskan untuk mengembalikan format festival ini sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya.
Bupati Rembang, Harno, mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang menginginkan festival ini kembali ke format aslinya, yakni berkeliling dari satu titik ke titik lainnya. Dengan berakhirnya pandemi, Pemkab Rembang memutuskan untuk memenuhi permintaan tersebut agar festival dapat kembali menghibur warga.
“Festival ini akan kami gelar dengan berjalan (keliling), tetapi tetap dalam nuansa tradisional. Biar seni tradisional bisa hidup lagi. Semua aturan teknis nanti akan diatur oleh dinas terkait. Karena ini adalah tradisi, maka saya ingin menghidupkan kembali kesenian di Rembang,” ujar Harno, Selasa (4/3).
Dalam pelaksanaannya, seluruh peserta diwajibkan menampilkan tema tradisional. Tidak akan ada panggung utama, melainkan penilaian dilakukan langsung oleh juri sepanjang rute perjalanan, dari garis start hingga garis finis.
Rute yang telah ditetapkan dimulai dari Perempatan Zaini, kemudian peserta akan berjalan ke arah selatan dan berakhir di Stadion Krida atau area Gedung Haji. Panggung kehormatan akan ditempatkan di utara Perempatan Zaini, seperti pada perayaan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Rembang 2024.
Harno berharap festival ini dapat berlangsung dengan lancar dan tertib tanpa adanya gangguan. Ia juga mengimbau peserta dan penonton untuk menjaga keamanan serta ketertiban selama acara berlangsung.
“Agar event ini bisa kita nikmati bersama-sama tanpa ada hal-hal yang mengganggu,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, menegaskan bahwa seni dan budaya di Kabupaten Rembang harus terus dijaga dan dilestarikan. Salah satu upayanya adalah dengan mengembalikan Festival Thong-Thong Lek ke bentuk tradisionalnya.
“Banyak masukan dari para seniman karena seni dan budaya memang patut dan harus dilestarikan. Salah satunya adalah Festival Thong-Thong Lek,” tutup pria yang akrab disapa Gus Hanies. (re/rd/kominfo)