Berita
Untung Belasan Juta Per Hektar, Bupati Minta Petani Bisa Ikut Tanam Jagung
- 26 Mei 2017
- Posted by: Redaksi
- Category: Pertanian
Keuntungan Panen Belasan Juta, Bupati Minta Petani Bisa Ikut Tanam Jagung
Bupati Rembang meminta Camat dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memberikan informasi tentang keuntungan menanam jagung kepada para petani. Karena ternyata jagung sangat menguntungkan ditanam di wilayah Kabupaten Rembang.
Terlebih Bupati Rembang H. Abdul Hafidz telah membuktikan sendiri saat panen jagung hibrida bisi 18 di lahan miliknya turut desa Kabongan Kidul Kecamatan Rembang, Jum’at (26/5/2017). Keuntungan yang didapat perhektarnya mencapai Rp. 13,5 juta perhektar.
Sosialisasi lebih difokuskan di wilayah dua kecamatan yakni kecamatan Rembang dan kecamatan Kaliori yang dinilai belum ramah dengan jagung. Padahal Rembang ditarget Menteri Pertanian satu tahun 48 ribu hektar untuk tanaman jagung, sementara saat ini baru terealisasi 22 ribu hektar.
“Saya minta Camat bisa Pro aktif untuk sosialisasi ini, karena jagung sangat menguntungkan. Hari ini Bupati panen raya di tanahnya sendiri. Dulu saya rugi di tanaman ketela, tapi Alhamdulillah sukses di jagung, Jika nanti tiga hektar bagus semua maka total keuntungan bisa Rp. 40 juta,”ungkapnya.
Harapannya dengan hasil yang didapat bisa menjadi contoh dan motivasi para petani untuk mengembangkan tanaman jagung. Terlebih tahun ini pemerintah tidak akan impor jagung, kebutuhan nasional untuk jagung akan dipenuhi dari petani Indonesia sendiri.
Lebih lanjut Abdul Hafidz menyebutkan ada ratusan ribu hektar tanah tidak produktif di Indonesia bisa dibuka dan yang pertama bisa dimanfaatkan untuk ditanami jagung.“Di kaliori yang sudah panen padi jangan dibiarkan saja lahannya, bisa ditanami jagung. Kalau tidak ada air, jagung ini cukup disiram sedikit saja atau disoroti.”
Dari tanaman jagung tersebut selama masa tanam sekitar 95 hari itu keuntungan bersih yang didapat per hektar sekitar Rp. 13,5 juta. Dengan rincian hasil panen mencapai Rp, 27 juta lebih dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 13, 8 juta. Ubinannya rata-rata 6,55 ton, dan harga di pasaran Rp. 4.300 perkilogram.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.