Berita
Bupati Mengajar di Gebyar Ramadhan, Ini Hal Yang Disampaikan
- 20 Juni 2017
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Bupati Rembang H.Abdul Hafidz mengajar secara spontan peserta Gebyar Ramadhan yang digagas oleh aliansi Yes I Do Kabupaten Rembang di MA YSPIS Gandrirojo Kecamatan Sedan, Selasa (20/6/2017). Pesertanya ibu – ibu dan remaja yang berasal dari empat desa binaan Yes I Do, yakni desa Mojosari dan Menoro Kecamatan Sedan serta desa Woro dan Sendangmulyo Kecamatan Kragan.
Materi yang disampaikannya saat mengajar diantaranya persoalan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) dan pernikahan dini. Persoalan tersebut di sebagian daerah, masyarakat cenderung menilai hal tersebut sudah merupakan takdir atau kehendak Tuhan, tidak berpikir bagaimana cara mencegahnya.
“Dulu saya juga berpikiran seperti itu, tapi ternyata salah, manusia diwajibkan untuk berusaha. Untuk pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan jumlah bidan desa, program yes i do yang sudah dicanangkan untuk menekan pernikahan usia dini, ” ujarnya saat mengajar di kelas yang pesertanya ibu-ibu.
Bupati menambahkan menurut penelitian salah satu faktor yang mempengaruhi AKB dan AKI yakni pernikahan usia dini. Belum lagi pernikahan usia dini juga mempengaruhi keharmonisan rumah tangga yang mana keduanya belum bisa berpikir dewasa.
Sedangkan di kelas yang pesertanya remaja, Bupati menyampaikan bahwa sebagai anak- anak atau remaja harus menuntut ilmu setinggi langit, atau minimal ke jenjang SMA sederajat. Jangan mau jika akan dinikahkan orang tua sebelum lulus SMA.
Masalah keuangan, asalkan berprestasi Pemkab akan membiayai siswa tersebur sampai ke perguruan tinggi. Pasalnya menuntut ilmu atau pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghindari pernikahan dini yang beresiko terhadap keturunan, kerunan dan ekonomi rumah tangga.
Abdul Hafidz yang merasa kangen dengan aktivitas mengajar meminta ibu- ibu dan remaja yang menjadi peserta gebyar Ramadhan bisa menularkan materi yang mereka dapatkan kepada warga lainnya. Karena itu sangat membantu kesuksesan progran Yes I Do.
Koordinator aliansi Yes I Do Muhammad Muadzom mengatakan, kegiatan sengaja diselenggarakan pada bulan Ramadhan karena bulan Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat. Diyakini kegiatan ini akan membawa kebaikan pada anak perempuan Rembang sehingga anak perempuan yang selama ini diyakini menjadi beban nantinya bisa berkontribusi untuk Rembang.
Hasil survey yang dilakukan Credos Institude bahwa anak perempuan Rembang mempunyai intelegensi lebih tinggi dibanding laki-laki.
Namun kesempatan anak perempuan Rembang terhambat karena beberapa faktor.
“Norma sosial yang ada di masyarakat yang menyatakan perempuan ujung-ujungnya hanya akan masak, suara anak perempuan tidak didengar, kurangnya informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi, pemberdayaan ekonomi yang lemah, dan kurangnya keinginan untuk mengambil peran dalam menentukan kebijakan, ” terangnya.
Sementara itu terkait kegiatan Gebyar Ramadhan sendiri merupakan suatu kemasan kegiatan yang berisikan diskusi, bermain dan belajar serta kampanye seputar pernikahan anak, kehamilan remaja dan sunat perempuan.
Sebanyak 300 an peserta mulai dari anak, remaja, dan orang tua mendapat penguatan tentang perlindungan anak, partisipasi remaja, hak kesehatan seksual reproduksi remaja, pendekatan gender transformatif, pemberdayaan ekonomi dan lainnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.