Berita
Bupati Hafidz : Inovasi Desa Tak Harus Tentang Pariwisata
- 22 Agustus 2019
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Pengembangan potensi desa terus didorong oleh pemerintah, salah satunya dengan kegiatan Bursa Inovasi Desa (BID). Tahun ini penyelenggaraan BID di laksanakan di dua tempat, yakni hari Kamis ini (22/8/2019) di lapangan Sluke Kecamatan Sluke dan di Gedung Haji Rembang tanggal 27 Agustus 2019 mendatang.
Bupati Rembang H. Abdul Hafidz dan Wakil Bupati Rembang H. Bayu Andriyanto hadir dalam kegiatan tersebut beserta istri masing- masing atas nama TP PKK Kabupaten.
Ketua Panitia BID Kluster Rembang Timur, Ahmad Musthofa yang juga Ketua Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Sedan mengatakan Kluster Rembang Timur ini meliputi Kecamatan Sarang, Kragan, Sluke, Sale, Sedan, Pamotan, Pancur dan Lasem. Disebutkan dari wilayah tersebut ada 28 kegiatan pemberdayaan warga desa yang berkaitan dengan inovasi potensi desa dan ditampikan dalam BID kali ini.
“Dengan kegiatan ini diharapkan Kepala Desa yang ada di wilayah Kluster Rembang Timur bisa mengamati meniru dan memodifikasi , agar di tahun 2020 bisa diadopsi pilihan pilihan yang pas di desanya, jadi disini kita pamer ide, inovasi dari berbagai desa, “ ujarnya.
Sementara itu Bupati dalam sambutannya Menyampaikan bahwa arahan Presiden Jokowi di 2019 ini Dana Desa digunakan tak hanya melulu pembangunan fisik, tetapi juga harus dialokasikan untuk ekonomi dan warganya melalui pemberdayaan. Hal itu sudah ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Bupati yang mengarahkan 30 persen Dana Desa dialokasikan untuk pemberdayaan.
Lebih lanjut Bupati mengingatkan bahwa pengembangan potensi Desa tak harus pengembangan pariwisata, namun sesuai potensi desa masing- masing. Jika tidak memiliki potensi wisata maka jangan dipaksakan.
“Mindset kita ini adalah jangan sampai terpaku ke pariwisata, jadi potensi yang ada disana apa? Belum tentu desa A sama dengan desa B, tidak boleh dipaksakan kalau A ini pariwisata B harus pariwisata tidak mboleh seperti itu, inovasi desa ini artinya mengelola potensi yang ada di desa, potensi alamnya, potensi manusia, potensi sumber daya yang ada didesa, ini beda- beda, jangan ramai- ramai pariwisata semua, nanti tidak bertahan lama, “ ungkapnya.
Menurutnya harus ada kajian- kajian teknis sebelum pengembangan. Sehingga meminimalisir pengeluaran anggaran yang berujung sia- sia.
Usia acara seremonial, Bupati dan Wakil Bupati berkeliling seluruh stand untuk melihat bermacam inovasi desa. Dalam kesempatan itu Mereka terlihat membeli sejumlah hasil karya inovasi desa. Diantaranya Bupati membeli kerajinan tempat jajanan dan lampu belajar berbahan batok kelapa. Sedangkan Wakil Bupati tertarik dan membeli lampu hias gantung dari batok kelapa.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.