Berita
Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 Maju Penominasian Warisan Dokumenter Indonesia ke UNESCO
- 14 Januari 2025
- Posted by: rendy
- Category: Berita Pemerintah
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang, bersama Museum Nyah Lasem dan sejumlah pihak terkait, tengah mempersiapkan pendaftaran Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad ke-20 ke dalam MOWCAP (Memory of the World Committee for Asia and the Pacific) UNESCO.
Saat ini, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sedang menyeleksi lima Memori Kolektif Bangsa (MKB) tahun 2024. Salah satunya adalah Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem sebagai kandidat Memori Dunia.
Dari kelima Arsip MKB tahun 2024 akan dipilih 2 sebagai perwakilan dalam MOWCAP UNESCO.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang, Achmad Sholchan, mengungkapkan bahwa Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad ke-20 (1900–1942) telah meraih penghargaan dari ANRI sebagai Memori Kolektif Bangsa tahun 2024.
Penghargaan tersebut diserahkan pada Peringatan Hari Kearsipan ke-53 pada 28 Mei 2024 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI ) memandang Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 (1900 – 1942) memiliki potensi signifikansi universal dan akan mengikuti Penominasian Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Dunia dalam Memory of The World Regional Committee for Asia and The Pasific (MOWCAP) UNESCO bersama 4 nominasi arsip lainya.
Untuk meningkatkan peluang seleksi, Dinarpus Kabupaten Rembang dan Museum Nyah Lasem kini fokus menemukan arsip-arsip baru yang berkaitan dengan jaringan dagang Batik Lasem di wilayah Asia Pasifik.
“Karena terkait dengan negara Asia Pasifik, harapannya arsip yang ditemukan juga berasal dari negara lain. Artinya, arsip yang dapat mendukung dan membuktikan bahwa Jaringan Dagang Batik Lasem memang mencakup negara lain,” ujar Sholchan pada Selasa (14/1).
Sholchan berharap Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem dapat terpilih sebagai salah satu dari dua nominasi yang mewakili Indonesia di MOWCAP UNESCO. Ia menekankan bahwa penghargaan ini akan memberikan manfaat besar, khususnya bagi dunia batik di Indonesia.
“Dengan adanya penghargaan ini, tentunya sangat membantu masyarakat perbatikan di Indonesia. Sekaligus menjadi bukti bahwa sejarah Batik Lasem sudah cukup tua dan menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia,” tambahnya.
Peneliti sejarah Tionghoa di Museum Nyah Lasem, Agni Malagina, juga mendukung langkah Dinarpus Rembang. Ia menyatakan kesiapannya untuk memberikan dukungan dalam proses penominasian ini.
“Kami diberi informasi terkait rencana itu, kami sangat mendukung. Kami lakukan semaksimal mungkin,” tuturnya.
Agni menilai persiapan penominasian ini membutuhkan usaha ekstra. Dukungan dari daerah maupun lembaga lain yang memiliki arsip serupa dengan predikat MKB menjadi salah satu tantangan sekaligus peluang keberhasilan nominasi ini. (re/rd/kominfo)