Berita
Banjir di Kecamatan Sumber dan Kaliori, BPBD Langsung Turun dan Berikan Rekomendasi
- 27 Oktober 2025
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Rembang pada Minggu malam (26/10/2025) menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Sumber dan Kaliori tergenang air. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, genangan terjadi akibat limpasan air sungai dan sawah serta buruknya sistem drainase di beberapa titik.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, menyampaikan bahwa banjir terjadi di delapan desa. Meski demikian, genangan yang muncul umumnya tidak berlangsung lama.
“Banjir di Rembang hanya lewat, cepat surut. Nggak sampai dua-tiga jam sudah surut,” ujar Sri Jarwati, Senin (27/10/2025).
Banjir terparah terjadi di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber. Air setinggi sekitar 20 sentimeter menggenangi permukiman warga, Sebanyak lima rumah warga dan satu warung terdampak. Selain itu ada 44 Kepala Keluarga (KK) terdampak di Desa Tunggulsari Kecamatan Kaliori.
Di Desa Sumber, genangan terjadi di sekitar SMPN 1 Sumber dan Dukuh Bulaksempu. Air meluap karena sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan, sementara di Bulaksempu disebabkan penyempitan dan pendangkalan aliran sungai.
“Rekomendasinya adalah pelebaran jembatan di selatan SMPN 1 Sumber, perbaikan gorong-gorong di Jalan Raya Sumber, serta pelebaran saluran pembuangan air menuju sungai utama,” terang Sri Jarwati.
Di Desa Logung, air sungai meluap hingga sejauh 100 meter dari bibir sungai akibat penyempitan dan pendangkalan, namun tidak ada rumah warga yang terdampak. Sementara di Desa Kedungtulup, satu rumah dilaporkan tergenang akibat luapan sungai.
Empat rumah warga di Desa Megulung juga terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter. BPBD merekomendasikan perbaikan dan pelebaran drainase lingkungan serta pembuatan bak kontrol dan jalur pembuangan baru untuk mengantisipasi kejadian serupa.
Di wilayah Kecamatan Kaliori, genangan terjadi di beberapa desa. Di Desa Pengkol, tujuh rumah terdampak akibat tersumbatnya aliran di bawah jembatan oleh tumpukan bambu.
Sementara di Desa Wiroto, sebanyak 12 rumah terendam karena penyempitan alur sungai dan limpasan air dari sawah. Genangan juga muncul di Desa Sambiyan akibat sistem drainase yang tidak tersambung ke saluran utama.
Di Desa Tunggulsari, genangan baru terjadi pada Senin pagi, karena lokasi desa berada di muara aliran sekunder Daerah Aliran Sungai (DAS) Randugunting. Total 44 KK terdampak,
Menurut Sri Jarwati, faktor utama penyebab banjir di Kabupaten Rembang adalah penyempitan dan pendangkalan sungai serta alih fungsi lahan di daerah tangkapan air.
“Beberapa hari terakhir terdapat peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Karena ini masih awal musim penghujan, potensi banjir masih bisa terjadi,” jelasnya.
BPBD Kabupaten Rembang mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat.
“Kerja bakti membersihkan lingkungan itu kunci utama mencegah banjir,” tegas Sri Jarwati.
BPBD juga terus berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan pemantauan dan langkah mitigasi dini apabila curah hujan kembali meningkat.
Senin pagi, Bupati Rembang H. Harno dan Wakil Bupati M Hanies Cholil Barro’ langsung mengundang sejumlah Camat untuk membahas tentang banjir dan daerah rawan bencana. (Mif/Rud/Kominfo)