Berita
BBPOM dan DPR RI Edukasi Warga Rembang Cegah Stunting Lewat Pangan Aman
- 12 Juli 2025
- Posted by: rendy
- Category: Berita Pemerintah

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang bersama Komisi IX DPR RI menggelar kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang keamanan pangan dan pencegahan stunting di Pendopo Museum Kartini, Rembang, Sabtu (12/7/2025). Kegiatan ini menyasar masyarakat dari berbagai latar belakang, mulai dari pelaku UMKM hingga kader kesehatan.
Kegiatan edukasi ini dihadiri Kepala BBPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, dan Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto. Acara ini mendapat apresiasi dari Bupati Rembang, Harno, yang menilai edukasi tentang pangan sehat sangat strategis dalam mendukung percepatan penurunan stunting.
“Ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat, apalagi di zaman sekarang ini banyak makanan yang masih mengandung zat-zat berbahaya,” ujar Bupati Harno.
Ia pun mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kegiatan ini secara aktif agar dapat menyerap ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
“Tolong dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena banyak ilmu dan informasi yang bisa dimanfaatkan,” lanjutnya.
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menyampaikan bahwa pengawasan pangan oleh BBPOM di Kabupaten Rembang menunjukkan hasil positif. Salah satunya adalah menurunnya penggunaan rhodamin B pada produk terasi lokal.
“Alhamdulillah, dulu terasi banyak mengandung rhodamin B. Tapi dari laporan BBPOM, sekarang sudah mulai tidak menggunakan bahan berbahaya. Ini penting karena menyangkut stunting,” ucapnya.
Kepala BBPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, menekankan pentingnya edukasi tentang pangan aman dan bebas bahan berbahaya. Menurutnya, pengawasan semata tidak cukup tanpa dibarengi dengan peningkatan pengetahuan masyarakat sebagai konsumen.
“Kami menekankan keamanan pangan, terutama terkait penggunaan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin. Penguatan edukasi menjadi kunci pencegahan kasus keracunan,” ujarnya.
Ia berharap edukasi ini mampu mengubah perilaku konsumen agar lebih waspada terhadap ciri-ciri pangan berbahaya yang masih mungkin beredar di pasar tradisional maupun modern.
“Bagi konsumen untuk mengetahui pangan yang mengandung bahan berbahaya, contohnya formalin, kita harus cek apakah pada pangan itu tidak ada lalat, warnanya lebih putih dan memiliki aroma yang lain, atau tahu yang tidak rusak dalam suhu ruangan sampai dua hari,” bebernya.
Melalui kegiatan ini, BBPOM dan DPR RI berharap kesadaran masyarakat Rembang dalam memilih pangan yang aman semakin meningkat. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka stunting dan melindungi kesehatan generasi masa depan. (re/rd/kominfo)