Cerita Mayor Purn Trimo, Sang Pejuang Operasi Seroja Timor Timur

Pada tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan Nasional. Peristiwa 10 November merupakan momen penting dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan sebutan Pertempuran Surabaya.

Semangat perjuangan para pejuang pada 10 November 1945 itu menjadi salah satu momentum pemantik seluruh komponen bangsa rela berkorban demi Indonesia. Salah satunya adalah veteran Trimo yang kini tinggal di desa Pamotan Kecamatan Pamotan.

Ditemui usai upacara Hari Pahlawan di halaman kantor  Bupati Rembang, Jum’at (10/11/2023) menuturkan pada tahun 1975 bersama Tentara Indonesia, Trimo ikut ke dalam operasi Seroja  di Timor Timur melawan Fretilin. Beliau berada di Bataliyon Infanteri 401/Banteng Raiders.

Veteran yang kini berusia 73 tahun itu menyebut berada di Timor Timur kurang lebih 9 bulan. Waktu itu , usianya masih 22 tahun.

“Dulu pengantin baru saya waktu ke Timor Timur, malam itu saya ingat peresmian , karena mendadak harus tanda tangan Danyon. Pagi berangkat, malamnya terjun (terjun ke timor- timur-red), itu nganten anyar mas (penganting baru mas), jadi H-1 ke Timor- timur itu saya menikah, tidak sempat bulan madu kalau jaman sekarang itu, ” ungkapnya.

Perang di Timor-Timur menjadi hal yang dapat dilupakannya. Medan yang belum pernah diketahui sebelumnya menjadi tantangan tersendiri bagi veteran yang juga peduli dengan persepakbolaan ini bersama rekan- rekan tentara lainnya.

“Waktu di Timor timur itu kita terjun malam , sehingga kita tidak mengenal suatu daerah. Kita samar antara kawan dan lawan , waktu itu sangat mencekam, sehingga berdoa dan pasrah kepada Tuhan untuk melindungi kami ” ujarnya.

Melihat dan mengalami sendiri perjuangan pejuang jaman dulu , Trimo berpesan kepada generasi sekarang agar dapat menyesuaikan kemampuan diri dengan kemajuan. Generasi penerus harus bisa memilih mana yang baik dan buruk, serta mengisi keseharian dengan kegiatan positif. (Mif/Rud/Kominfo)