Berita
Inflasi di Kabupaten Rembang November 2024 Capai 1,27%, Pemkab Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Nataru
- 4 Desember 2024
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah
Inflasi year on year (YoY) di Kabupaten Rembang pada November 2024 tercatat sebesar 1,27%. Angka ini menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,43 pada November 2023 menjadi 109,81 pada November 2024, menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rembang.
Inflasi ini dipengaruhi oleh kenaikan harga hampir di seluruh kelompok pengeluaran, meskipun ada deflasi pada beberapa kelompok. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,07%, sedangkan kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi 2,10%. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,78%, dan kelompok perlengkapan rumah tangga serta pemeliharaan rutin meningkat 1,76%. Sementara itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami penurunan harga sebesar 5,37%.
Kepala BPS Kabupaten Rembang, Jubaedi, menjelaskan bahwa ada 247 paket komoditas yang dipantau untuk melihat perkembangan harga. Pemilihan komoditas tersebut berdasarkan pada nilai konsumsi yang signifikan, atau barang signifikan tetapi kurang esensial.
“Komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi adalah bawang merah dengan andil 0,1867%, tomat 0,09%, dan ikan bandeng 0,029%. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah udang -0,04%, cabai rawit -0,02%, dan cumi-cumi -0,019%,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan mengupayakan pengendalian inflasi, terutama untuk barang-barang pokok. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Rembang, M. Mahfudz, menyatakan bahwa ketersediaan stok menjadi faktor penting dalam menekan inflasi.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga paling menonjol adalah bawang merah dan tomat. Menjelang Nataru, permintaan dipastikan meningkat, sehingga Pemkab akan memastikan ketersediaan stok pangan,” jelas Mahfudz.
Namun, Mahfudz mengingatkan bahwa ketersediaan stok juga dipengaruhi oleh faktor cuaca. Hujan dengan intensitas tinggi dapat memengaruhi hasil pertanian, yang dapat berdampak pada ketersediaan barang.
“Kami akan terus memantau stok Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas),” tambahnya. “Jika stok tidak mencukupi, kami akan berkoordinasi dengan distributor dan, jika diperlukan, dengan sektor terkait seperti Bulog untuk menjaga pasokan pangan.”
Mahfudz juga menambahkan bahwa pekan depan akan digelar rapat koordinasi lintas sektor untuk membahas langkah-langkah antisipasi menghadapi Nataru, khususnya mengenai ketersediaan Kepokmas.
“Kami berharap target inflasi di bulan Desember dapat dijaga pada kisaran 2,5% ±1%, dengan batas maksimal 3,5% dan minimal 1,5%,” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)