Berita
Tinjau Rabu Pon di Rembang, TP PKK Jateng Ingin Program Ketahanan Pangan Keluarga Ini Juga Masif di 34 Kabupaten/ Kota Lainnya
- 6 Agustus 2025
- Posted by: Redaksi
- Category: Berita Pemerintah

Suasana di Balai Desa Sidomulyo, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, tampak berbeda pada awal pekan ini. Puluhan kader PKK dari berbagai desa berkumpul, bukan untuk arisan atau pengajian, melainkan mengikuti pelatihan dalam rangka program Rabu Pon—gerakan menanam pohon yang digagas Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah.
Digelar pada 5–6 Agustus 2025, kegiatan ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Rembang tidak sekadar mendukung, tetapi juga serius menjalankan program inovatif tersebut. Pelatihan berlangsung penuh antusias, disertai pembagian bantuan bibit tanaman, ayam petelur, dan pendampingan intensif selama 20 hari.
“Gerakan Rabu Pon ini bukan hanya untuk ketahanan pangan, tapi juga bentuk nyata upaya mitigasi bencana. Karena pohon yang ditanam bisa menjadi resapan air,” kata Ketua TP PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, di sela-sela kegiatan.
Istri dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, itu menyebut bahwa pendampingan awal difokuskan pada lima kabupaten yang masuk kategori miskin ekstrem dan rawan bencana: Rembang, Sragen, Purworejo, Banjarnegara, dan Brebes. Lewat pendekatan yang terintegrasi dengan program Aku Hatinya PKK, perempuan diajak memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan dan penghasilan keluarga.
“Perempuan punya peran strategis, dari mulai menanam, memelihara, sampai memanen untuk kebutuhan rumah tangga. Ini bisa mengurangi pengeluaran dan meningkatkan ketahanan keluarga,” imbuh Ning Nawal—sapaan akrabnya.
Di Desa Sidomulyo, semangat itu terasa hidup. Rodiah, salah satu peserta pelatihan, tampak sumringah saat menerima bantuan bibit kawista. Ia berencana menanamnya di belakang rumah, berdampingan dengan pohon pisang dan pepaya yang sudah lebih dulu tumbuh.
“Alhamdulillah, senang sekali. Bisa ditanam di pekarangan, nanti dibantu anak-anak juga,” katanya.
Ketua TP PKK Kabupaten Rembang, Musringah Harno, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini secara berkelanjutan. Menurutnya, gerakan Rabu Pon tak hanya penting untuk pangan, tetapi juga memperkuat kepedulian terhadap lingkungan.
“Bagi kami, pemberdayaan keluarga bukan cuma soal ekonomi, tapi juga keberlanjutan dan kesejahteraan secara menyeluruh,” ungkapnya.
Selain pelatihan dan pembagian bibit tanaman, kegiatan tersebut juga disertai penyaluran bantuan sosial seperti rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), paket sembako, hingga ternak ayam. Seluruhnya diarahkan untuk membantu keluarga prasejahtera agar lebih mandiri.
Melalui gerakan ini, Kabupaten Rembang kembali menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari rumah—tepatnya dari pekarangan rumah para ibu. (Mif/Rud/Kominfo)